D-5: A Friend

Kali ini kita membicarakan tentang:

TEMAN


Sejatinya, teman adalah seseorang yang berada di samping kita dalam melakukan suatu hal. Misalnya:

  • kolega adalah orang yang bersama kita dalam bekerja (bisa jadi sekantor dan mendapat pekerjaan yang serupa dengan kita);
  • sahabat adalah teman atau orang terbaik yang kita pilih untuk menjalani kehidupan bersama-sama;

atau bahkan

  • teman hidup yang merupakan orang yang dijadikan sebagai pendamping hidup. Ya siapa lagi kalo bukan pasangan (katanya) sehidup semati, pasangan suami-istri. *woops!*🤪


Intinya, teman adalah seseorang yang berada di samping kita dan kita (seharusnya) merasa nyaman berada di sampingnya, dan begitu pula sebaliknya, teman kita juga betah menemani kita dalam menghadapi suatu hal bersama-sama.


Definisiku tentang teman... hm, cukup mainstream sih. Aku ga punya pemikiran yang berbeda tentang bagaimana sejatinya seorang teman itu.


Rata-rata orang, terutama cewek, berpikiran bahwa:

Teman adalah seseorang yang yang dapat dijadikan sandaran, punya telinga untuk mendengarkan keluh kesah mereka, maupun sebagai orang yang dapat menerima rahasia dengan baik jika ia dicurhati.

Namun, definisiku tentang teman pun tidak jauh berbeda. Menurutku, teman adalah seseorang yang mau hidup bersama-sama denganku. Tidak lebih.


Jika aku disuruh mendeskripsikan lebih dalam lagi tentang "teman", menurutku teman adalah orang yang mau hidup bersama-sama denganku. Teman adalah seseorang yang memiliki pemikiran yang sama denganku. Teman adalah seseorang yang tidak hanya betah hidup di sampingku saja, tetapi dia juga paham tentang bagaimana cara pendekatan dan berkomunikasi denganku, dan akupun juga bisa memahami dan menjalin komunikasi dengannya.


Seems abstract??


Tetapi menurutku, teman itu mempunyai tingkat kedekatan tersendiri bagi seseorang. Bayangkan saja ada seseorang (sebut saja si A) yang berada di dekat orang lain, tinggal di kawasan yang sama, melakukan pekerjaan yang sama dengan tujuan hidup yang sama pula, namun belum tentu si A menganggap orang di sekitarnya adalah teman. A mungkin masih bersikap baik terhadap orang lain di sekitarnya, tetapi ia masih belum menganggap orang lain sebagai teman.


Lho, kenapa?


Salah satu faktor mengapa terjadi kejadian seperti si A adalah karena perbedaan karakter, cara pendekatan, dan komunikasi.


Perbedaan karakter bisa jadi menjadi tantangan tersendiri dalam berkomunikasi dengan orang lain. Kita mungkin mengira seseorang adalah pemarah dan agresif hanya dari kesan pertama: orang tersebut bicara dengan meninggikan nada bicaranya kepada kita.


Karakter masing-masing orang berbeda, namun bukan berarti menjadi penghalang untuk berkawan dengan siapapun.

Berkawan dengan siapapun itu baik, tetapi pilihlah (dan pilahlah) siapa temanmu!

Saranku, pahami dan cermatilah dengan siapa kita berhubungan, dengan siapa kita berkawan. Jangan sampai kita berhubungan dengan orang yang salah, orang yang malah menjerumuskan kita, orang yang melenceng dari makna sejati kata "teman" itu sendiri.


Ada sebuah hadits yang memberikan gambaran bagaimana seseorang itu bisa memberikan dampak terhadap siapapun orang yang berkawan dengannya.

“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

Sumber: [1]


Teman yang baik adalah teman yang bisa mengajak kita pada hal-hal yang positif dan melakukan kebaikan bersama-sama. Seseorang bisa membawa kita untuk melakukan kebaikan dengan cara menginspirasi dan mengajak secara halus untuk melakukan hal-hal yang positif dan berdampak baik bagi lingkungan di sekitarnya.


Sebaliknya, teman yang buruk adalah teman yang mengajak kita pada hal-hal negatif dan memiliki etika yang buruk. Seseorang yang awalnya memiliki sikap dan sifat yang baik bisa 'tertular' melakukan hal-hal yang negatif karena berkawan dengan orang yang salah. Teman yang buruk juga bisa diartikan bagi teman yang toxic, yaitu teman yang memberikan dampak buruk bagi kesehatan mental diri sendiri.


Seseorang dapat dilihat dengan siapa ia berkawan setiap harinya. Maka dari itu, penting bagi kita untuk memilih dan memilah siapa saja yang akan berkawan dengan kita.


Cukup sekian gambaranku tentang teman, semoga membantu!😊


note:

Bagi yang bertanya, siapa sajakah temanku? Katakan bahwa aku hanya berteman dengan orang-orang yang positif dan membawaku pada kebaikan, dan akupun juga bisa mengajak teman-temanku pada kebaikan.


See you next time!


Jangan lupa berkomentar, yaa!😄


Komentar

Favorit

[IMPRESSION] My Intro!^^

Gratitude Challenge

D-1: About Your Body

D-2: What You Find Beautiful